11 research outputs found

    A Taxonomy of Supply Chain Collaboration

    Full text link
    Supply chain collaboration has emerged as an important cooperative strategy leading to new focus on interorganisational boundaries as the determinants of performance. Although collaboration increasingly receives great attention both from practitioners and academics, relatively little attention has been given to systematically reviewing the research literature that has appeared about supply chain collaboration. The purpose of this paper is to examine previous studies on supply chain collaboration based on a taxonomy. The proposed taxonomy is composed of four different research streams of describing specific subjects of interorganisational settings, namely information sharing, business processes, incentive schemes, and performance systems. The analysis includes the assessment of research ideas and key findings. Results show the great variability of key concepts across the four components of the taxonomy and an increased awareness of complementarity amongst research streams. Several recommendations for future research are also identified in this paper

    How Does Collaborative Inventory Management Make Progress?

    Full text link
    Collaborative inventory management (CIM) has revolutionized electronics, textile, apparel, and grocery industries. An intriguing question is how far does the movement of CIM challenge the traditional practice of inventory management? This paper illustrates how to expose and challenge flawed assumptions of traditional inventory management. It also proposes a collaborative replenishment process that consists of a cyclic process of tactical planning, execution, and control. The proposed scheme makes it possible for the chain members to apply collaborative inventory management. The paper also outlines directions for future research

    Rethinking Management of Technology

    Full text link
    This paper discusess how management of technology can be made more critical and a new method of reasoning is incorporated into this dicsipline to stimulate more widely application. Management of technology is found as a discipline that practitioners or academics need to have in order to be able to manage and improve technology. It relies on two streams of reasoning called deduction and induction. These two reasoning methods tends to neglect the human need to make sense and therefore fails to stimulate critical thinking of how to extract meaning from complex reality surrounding technology. It is suggested that abduction is the missing link in managemet of technology which is capable to combine the predominant strands of induction and deduction. Based on abductive thinking, TechnoValue is developed as a methodology to gain understanding the general statements when and how new technology creates value to all related stakeholders. Future research is also presented in this paper

    Analisis Kolaborasi Coca-Cola Dan Carrefour Dengan Menggunakan Teori Drama

    Full text link
    Kolaborasi merupakan sebuah proses di mana beberapa orang dengan perbedaan kepentingan berbagi pengetahuan dalam pembuatan keputusan untuk meningkatkan kinerja bersama. Dalam proses pencapaian kolaborasi sering terjadi konflik strategi yang diakibatkan oleh keterlibatan pilihan-pilihan yang diajukan oleh dua atau lebih pihak terlibat yang memiliki tujuan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses kolaborasi antar anggota rantai pasok, dengan studi kasus kolaborasi yang terjadi antara Coca-Cola dan Carrefour. Graph Model for Conflict Resolution (GMCR) dan teori drama (drama theory) digunakan sebagai pendekatan dalam pemodelan, analisis, dan pemahaman konflik strategi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara Coca-Cola dan Carrefour terjadi kolaborasi dalam bidang komersial dan bidang rantai pasok. Kolaborasi dalam bidang komersial dapat digambarkan dalam tiga fase yaitu fase inisiasi, fase kompetisi, dan diakhiri dengan fase kolaborasi di mana Coca-Cola dan Carrefour sepakat akan menjalankan program promosi bersama, dan juga sepakat untuk meningkatkan trading term dalam jumlah yang disepakati bersama. Sedangkan kolaborasi dalam bidang rantai pasok digambarkan dalam dua fase, yaitu fase kerja sama yang diakhiri dengan fase kolaborasi di mana Coca-Cola sepakat untuk meningkatkan tingkat pelayanannya kepada Carrefour, dan Carrefour sepakat untuk berbagi informasi dengan Coca-Cola

    Improving Inventory Management and Supply Chain of Diesel Fuel in Pertamina 5 Main Depots

    Full text link
    Planning Operation subdivision at PT Pertamina has to generate supply decisions includingmain depot to supply, supply point and transportation mode. However, the variability inplanning a supply schedule renders the process of determining a supply decision asineffective. The last assessment on uncertainties was done at 2006 and has not beenconsidered during decision making process. On the other hand, the result of this researchindicates that the uncertainty level is too high to be ignored and the poor informationexchange between the regional offices and the head office decreases the Planning Operation\u27sability to create plans that covers the company condition. This paper proposes an appropriatesafety stock to withstand the uncertainties and a supply scheduling process that also considersuncertainties by using Monte-Carlo Simulation with random numbers to simulate the events inthe upcoming period

    Analisis Kebijakan Pengembangan Industri Kreatif Di Kota Bandung

    Full text link
    Industri kreatif didefinisikan sebagai industri yang berfokus pada kreasi dan eksploitasi karya kepemilikan intelektual seperti seni, film, permainan atau desain fashion, dan termasuk layanan kreatif antar Perusahaan seperti iklan. Industri kreatif ini bersumber dari ide, seni dan teknologi yang dikelola untuk menciptakan kemakmuran. Sedangkan ekonomi yang bersumber pada kegiatan ekonomi dari industry kreatif dinamakan ekonomi kreatif. Dalam ekonomi kreatif, pemerintah (regulator) dan Perusahaan (operator) memerlukan suatu paradigm tersendiri dalam penentuan kebijakan dan manajemen. Kota bandung dikenal sebagai kota seni yang masyarakatnya memiliki kreativitas yang tinggi, baik dalam hal rancangan busana yang unik, hingga kreasi makanan yang selalu mengalami perkembangan terbaru. Oleh karena itu terdapat keinginan untuk menjadikan Kota Bandung sebagai ikon kota kreatif di Indonesia. Dari hasil metode wawancara yang dilakukan kepada seluruh informan kunci, semua informan mempunyai kesamaan pandangan bahwa Bandung memiliki potensi sebagai kota kreatif. Umumnya potensi ini dilihat dari potensi sumber daya manusia di Bandung yang ditunjang oleh banyaknya institusi pendidikan dan tempat untuk menimba ilmu. Usulan perangkat kebijakan mengenai pengembangan Bandung sebagai kota kreatif yang ditemukan dari hasil analisis dan pengumpulan data menunjukan bahwa semua sebenarnya sudah terdapat instrumen-instrumen kebijakan yang bisa digunakan untuk menyokong industri kreatif. Hanya saja penerapan dari kebijakan tersebutlah yang sering kali tidak memuaskan. Salah satu usulan yang perlu dicermati adalah program jangka panjang yang membutuhkan komitmen dari semua pihak agar program berkesinambungan penegakan hokum dan sosialisasi juga menjadi kebijakan yang dapat mengefektifkan kebijakan lain. Kebijakan yang hampir selalu disebutkan oleh informan adalah penyediaan ruang public, infrastruktur dan hak paten. Katakunci:industri kreatif, kebijakan, kota kreatif, Kota Bandun
    corecore